Image default
Uncategorized

Galaksi Tertua di Alam Semesta Ditemukan: Sejauh Apa Kita Bisa Melihat ke Masa Lalu?

Melihat ke Arah Awal Semesta

Pada Januari 2023, dunia astronomi kembali dibuat tercengang dengan penemuan galaksi yang diduga sebagai yang tertua dan paling jauh yang pernah ditemukan manusia. galaksi tertua alam semesta ini diberi nama JADES-GS-z13-0, dan diperkirakan terbentuk sekitar 320 juta tahun setelah Big Bang—itu berarti usianya hampir 13,5 miliar tahun!

Penemuan luar biasa ini dilakukan berkat teleskop luar angkasa terbaru andalan umat manusia: James Webb Space Telescope (JWST). Teleskop ini diluncurkan NASA, ESA, dan CSA, dan mulai beroperasi pada pertengahan 2022. Berbeda dengan teleskop sebelumnya, JWST memiliki kemampuan pengamatan inframerah super tajam yang bisa “menembus” debu kosmik dan melihat objek yang sangat jauh (dan sangat tua).

JADES-GS-z13-0 ditemukan dalam program pengamatan JWST Advanced Deep Extragalactic Survey (JADES). Galaksi ini begitu jauh, sehingga cahaya yang kita lihat sekarang sebenarnya adalah cahaya dari masa lalu, ketika galaksi itu baru saja terbentuk. Kita benar-benar melihat ke awal mula semesta.

Kenapa Penemuan Ini Sangat Penting?

Galaksi ini bukan cuma rekor baru dalam hal usia dan jarak, tapi juga membuka banyak pertanyaan menarik tentang bagaimana semesta berkembang. Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan butuh waktu lebih lama bagi galaksi pertama untuk terbentuk. Tapi ternyata, dalam waktu hanya 300 juta tahun setelah Big Bang, sudah ada struktur galaksi yang cukup matang.

Baca Juga : As Protes Hukum Jaminan Produk Halal Indonesia Menyusahkan

JADES-GS-z13-0 ini menunjukkan bahwa proses pembentukan bintang dan galaksi tertua alam semesta di awal alam semesta terjadi lebih cepat dari yang kita duga. Galaksi ini memiliki massa bintang yang cukup besar, dan bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda pembentukan elemen berat.

Bagi para astronom, ini seperti membuka bab awal dari buku sejarah yang selama ini kosong. Kita mulai bisa melihat bab pertama tentang bagaimana bintang, galaksi, dan mungkin bahkan benih kehidupan mulai terbentuk di alam semesta.

Penemuan ini juga memicu revisi terhadap teori kosmologi yang sudah ada. Jika galaksi sebesar itu bisa terbentuk sedini itu, maka proses akumulasi materi dan pendinginan gas kosmik di masa awal semesta mungkin lebih efisien dari yang selama ini diasumsikan.

Apa Itu “Redshift” dan Kenapa Penting?

Salah satu konsep penting dalam penemuan ini adalah redshift—fenomena di mana cahaya dari objek yang sangat jauh tampak bergeser ke arah merah karena efek ekspansi alam semesta. Semakin besar redshift-nya, berarti objek tersebut semakin jauh dan semakin tua.

JADES-GS-z13-0 memiliki redshift z ≈ 13,2, yang merupakan salah satu nilai redshift tertinggi yang pernah diukur. Sebagai perbandingan, cahaya dari galaksi tetangga seperti Andromeda punya redshift mendekati 0, karena jaraknya dekat secara kosmik.

Dengan teknologi inframerah JWST, redshift bisa diukur dengan lebih akurat dari sebelumnya. Data spektroskopi dari JWST memastikan bahwa cahaya dari galaksi ini benar-benar berasal dari waktu sekitar 13,5 miliar tahun lalu.

Sederhananya, JWST seperti mesin waktu optik—dan galaksi ini adalah salah satu pemandangan pertama yang kita lihat dari “masa lalu jauh” semesta.

Apa yang Ada di Galaksi Tertua Ini?

Meski gambarnya tidak sejelas galaksi dekat seperti Bima Sakti, data awal dari JWST menunjukkan bahwa galaksi ini sudah mengandung bintang-bintang muda yang sangat panas dan terang, serta kemungkinan besar mengandung unsur-unsur logam ringan.

Yang menarik, galaksi ini tidak terlalu besar—diameternya hanya sekitar 1.600 tahun cahaya, jauh lebih kecil dibanding Bima Sakti yang punya diameter sekitar 100.000 tahun cahaya. Tapi untuk ukuran usianya yang sangat dini, galaksi ini luar biasa aktif dan padat.

Belum ada tanda-tanda pasti soal adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi ini, tapi itu jadi salah satu target pengamatan selanjutnya. Jika benar ada, maka itu akan mengguncang banyak teori tentang bagaimana lubang hitam besar bisa terbentuk begitu cepat setelah Big Bang.

Related posts

Rayap Belakang Layar Mengancam! Identifikasi Tanda, Bahaya, Dan Cara Mencegahnya

Mefira

Leave a Comment